(0778) 4807829

Ruang Guru

10 August 2025

KUNCI KEBAHAGIAAN YANG SESUNGGUHNYA

Kajian Tausiyah Jumat pagi oleh: Ust. Ahmad Salaman Rasulullah SAW bersabda: عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بِنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ) رَوَاهُ التِّرْمِذِيّ Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: ”Bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di manapun engkau berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. at Tirmidzi) Sahabat sekalian ketahuilah, bahwa hadits ini telah memberikan 3 kesimpulan untuk mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Bertakwalah kepada Allah dimanapun kalian berada. Dengan mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi segala bentuk larangan Allah, dalam keadaan apapun dan dimanapun kita berada, dengan cara menanamkan sebuah keyakinan bahwa kita tidak pernah lepas dari monitoring dan pengawasan Allah SWT. Sehingga orang yang taqwa betul-betul waspada dalam menjalani kehidupan, mereka berloma-lomba untuk merealisasikan sifat-sifat terpuji dan waspada akan sifat-sifat tercela. Sudah banyak ayat yang Allah sampaikan bahwa dengan taqwa ini manusia dapat kemudahan rizki dan solusi hidup dari Allah ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزفه من حيث لا يحتسب Artinya:”Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Ath Thalaq : 2,3) Kemudian Allah juga jamin keberuntungannya di akhirat kelak إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, maksudnya mendapatkan kemenangan di surga kelak. Ikutilah sebuah keburukan dengan nilai-nilai kebaikan, karna keburukan tersebut bisa terhapus oleh kebaikan yang kita kerjakan setelahnya, baik dengan cara ber istighfar, dzikir, baca Al Quran dan dengan bersedekah. Juga perlu diperhatikan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang tidak pernah luput dari  salah dan khilaf. Rasulullah ṣallā al-lāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ. “Setiap anak Adam pasti berbuat salah dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat.” Oleh karna itu manusia tidak boleh berputus asa untuk bertaubat kepada Allah atas tumpukan dosa, akan tetapi manusia harus bijak dalam menyikapi atas perbuatannya dengan cara bertaubat, kemudian jika dosanya berkaitan dengan anak adam, maka ia harus terlebih dahulu minta maaf  kepadanya, lalu bertaubat kepada Allah SWT. Dan pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik, manusia tidak pernah lepas untuk ber intraksi terhadapa sesama, oleh karenanya Nabi juga menyuruh ummatnya untuk senantiasa berprilaku dengan baik serta saling menghormati, tanpa saling merendahkan satu sama lainnya. Karna perbaikan akhlak termasuk bagian dari fisi-misi di utusnya Rasulullah SAW. Sahabat dzikir yang dirahmati Allah, ketika tiga poin tersebut bisa kita terapkan dalam hidup kita, maka insyaallah kita semua akan menuai kehidupan yang ideal, bermakna bagi dunia serta berarti buat akhirat kelak.
11 November 2024

PERBEDAAN ANTARA AKHLAK DAN ADAB

Kajian Tausiyah Jumat pagi oleh: Ust. Ahmad Salaman Hadirin yang dirahmati Allah Akhir-akhir ini ramai di perbincangkan di media sosial terkait rusaknya moral, utamanya akhlak seorang murid kepada gurunya. Ada perbedaan antara akhlak dan adab 1. Akhlak adalah software jiwa, ketika seseorang memiliki jiwa yang baik seperti sabar, ikhlas, tawadhu', qona'ah, menghargai orang lain dan karakter2 jiwa yang baik lainnya maka orang itu memiliki akhlak yang baik, begitu sebaliknya ketika jiwa seseorang itu buruk dengan karakter2 moral yang buruk maka orang tersebut memiliki  akhlak yang buruk, jadi akhlak adalah moral.. 2. Adab adalah refleksi dari akhlak, artinya adab adalah pengejawantahan dari moral, misalnya ketika seseorang memiliki akhlak yang baik lalu dia mempraktekannya sehingga terjadi kegiatan yang baik, maka kegiatan yang baik ini namanya adab. Misalnya seorang murid yang bertemu gurunya, lalu murid tersebut mencium tangan guru itu, maka tindakan mencium tangan guru ini namanya adab, sedangkan keinginan untuk mencium tangan guru yang timbul dari hati karena ihtirom guru ini namanya akhlak, Sedangkan etika itu bahasa indonesia dari adab.. Adab ini sifatnya berkembang, terbentuk dari faktor agama dan adat masyarakat, bisa jadi adab di suatu tempat itu berbeda dengan tempat lain, bahkan bisa jadi adab menurut agama itu berbeda dengan adab menurut adat.. Adapun sikap kita sebagai seorang muslim, kita tetap memakai standart etika agama dan adat selama keduanya tidak bertentangan, tetapi ketika standart agama dan adat ini bertentangan maka kita unggulkan yang standart agama.. Nabi Muhammad SAW di Apresiasi oleh Allah dengan keindahan akhlaknya, وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ  Artinya: Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung. Qs. Al qalam; 4. Akhlak memiliki hubungan penting antara guru dan murid, karena ia menjadi asbab utama terhadap manfaat atau tidaknya ilmu yang ia pelajari dari seorang guru, bahkan seorang ulamak dalam kitab al fawaid al mukhtaroh bahwa “70% ilmu di hasilkan karena kuatnya hubungan murid dan guru” yakni manfaat ilmu itu bisa diraih dengan memulaiakan seorang guru dengan akhlak yang mulia. Maka seorang murid harus senantiasa menjaga kesopanan akhlaknya kepada gurunya baik ketika pembelajaran ataupun di luar pembelajaran, dan tidak lupa untuk senantiasa mendoakannya sebagaimana yang dilakukan ulamak-ulamak terdahuluyang senantiasa mendoakan gurunya. Sekian dari al faqir, jazakallah khairan katsiran.
05 November 2024

Kiat Sholat Khusyu'

Ust. KHAIRIL Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha menunaikan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Semoga Allah ta’ala senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua, amiin. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. [al-Mukmin/23 : 1-2]. Dengan khusyu’, seseorang yang shalat dapat menyatukan antara kebersihan lahiriyah dan kebersihan batiniyah, ketika dia berkata dalam ruku`nya : خَشَع لَكَ َ سَمْعِي وَبَصَرِي وَمُخِّي وَعَظْمِي وَعَصَبِي Khusyu’ kepadaMu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku dan otot-ototku. [HR Muslim]. Sedangkan dalam riwayat Ahmad : وَمَا اسْتَقَلَّتْ بِهِ قَدَمِي Dan ketika terangkatnya kedua kakiku untuk Allah. Dengan kekhusyu’an, akan diampuni dosa-dosa dan dihapus kesalahan-kesalahan, dan ditulislah shalat di timbangan kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ Tidaklah seorang muslim mendapati shalat wajib, kemudian dia menyempurnakan wudhu`, khusyu’ dan ruku’nya, kecuali akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar; dan ini untuk sepanjang masa. [HR Muslim] Shalat, apabila dihiasi dengan khusyu’ dalam perkataan, dan gerakannya dihiasi dengan kerendahan, ketulusan, pengagungan, kecintaan dan ketenangan, sungguh, ia akan bisa menahan pelakunya dari kekejian dan kemungkaran. Hatinya bersinar, keimanannnya meningkat, kecintaannya semakin kuat untuk melaksanakan kebaikan, dan keinginannya untuk berbuat kejelekan akan sirna. Dengan khusyu’, bertambahlah munajat seseorang kepada Rabb-nya, demikian pula kedekatan Rabb-nya kepadanya. Ahmad, Abu Dawud dan Nasaa-i meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.  ا يَزَالُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ َ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عَنْه Senantiasa Allah ‘Azza wa Jalla menghadap hambaNya di dalam shalatnya, selama dia (hamba) tidak berpaling. Apabila dia memalingkan wajahnya, maka Allah pun berpaling darinya. Khusyu’ memiliki kedudukan yang sangat besar. Ia sangat cepat hilangnya, dan jarang sekali didapatkan. Terlebih lagi pada jaman kita sekarang ini. Tidak bisa menggapai khusyu’ dalam shalat merupakan musibah dan penyakit yang paling besar. Rasulullah juga merasa perlu berlindung darinya, sebagaimana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ Ya, Allah. Aku berlindung kepadaMu dari hati yang tidak khusyu’. [HR Tirmidzi] Dan tidaklah penyimpangan moral menimpa sebagian kaum Muslimin, kecuali karena shalat mereka bagaikan bangkai tanpa ruh, dan sebatas gerakan belaka.  Abu Bakar ash Shiddiq Radhiyallahu anhu, apabila sedang dalam keadaan shalat, seolah-olah ia seperti tongkat yang ditancapkan. Apabila mengeraskan bacaannya, isakan tangis menyesaki batang lehernya. Sedangkan ‘Umar al Faruq Radhiyallahu anhu, apabila membaca, orang yang di belakangnya tidak bisa mendengar bacaannya karena tangisannya. Demikian juga ‘Umar bin Abdul Aziz rahimahullah, apabila dalam keadaan shalat, seolah-olah ia seperti tongkat kayu. Sedangkan ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu, apabila datang waktu shalat, bergetarlah ia dan berubah wajahnya. atkala ditanya, dia menjawab: “Sungguh sekarang ini adalah waktu amanah yang Allah tawarkan kepada langit, bumi dan gunung, mereka enggan untuk memikulnya dan takut dengan amanah ini, akan tetapi aku memikulnya”. Maka shalat khusyu' itu adalah shalat yang mengikuti nabi SAW, baik dalam sifat, rukun, aturan, cara, serta semua gerakan dan bacaannya. Bagaimana nabi SAW melakukan shalat, maka itulah shalat khusyu'. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
07 October 2024

3 Sifat yang Dilakukan Akan Menghapus Amal Kebaikan

Oleh: RUSMAN, S.TH.I, M.TH السلام عليكم ورحمة وبركاته  الحمد لله رب العالمين حمدا لمن جعلنا أمة واحده امرنا بالجمع ونهنا عن الفرقة.  اشهد أن لا اله إلا الله واشهد ان محمدا عبده و رسوله. Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan nikmat kepada seluruh alam.  Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Uswatun Hasanah bagi seluruh umat manusia. Semoga beliau mengingat kita di hari yang sangat membutuhkan syafaat kelak.  Kaum muslimin yang dirahmati Allah.  Dari banyak sifat buruk, ada tiga sifat yang kalau kita lakukan akan menghapus seluruh amal kebaikan kita.  Yang pertama adalah sifat riya'.  Riya' merupakan sifat yang pelakunya selalu ingin dilihat saat melakukan amalan kebaikan dan kecenderungannya ingin dipuji dan dibanggakan. Sifat riya' juga sifat yang Allah kategorikan sebagai ciri kemunafikan serta golongan orang yang mendustakan agama. Orang yang beramal lantas menginginkan amalan itu hanya untuk dipuji orang, dilihat orang, mengharapkan penilaian dari orang, maka dapat dipastikan amalan tersebut sia sia dan tidak mendapatkan pahala sama sekali, bahkan bisa terjerumus kepada syirik.  Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 264.  ياايهاالذين امنوا لا تبطلوا صدقتكم بالمن والأذ كالذى ينفق ماله رئاء الناس. ..... Hai orang-orang yang beriman, janganlah engkau membatalkan pahala sedekahmu dengan cara menyebut nyebutnya serta menyakiti hati orang yang menerima seperti orang yang berinfak karna Riya kepada manusia .... Kaum muslimin tentu kita tidak ingin dihadapan Allah pada hari akhir nanti menjadi orang-orang yang sia-sia seluruh amal kebaikan hanya karna Riya.. Untuk era digital sekarang gampang sekali seseorang berlaku riya' seperti pasang status WA, instastory, Facebook dengan tujuan untuk dipuji orang lain dalam beramal bukan untuk niat Lillah. Beramalah karena Allah semata.  Yang kedua adalah sum'ah.  Sum'ah merupakan salah satu sifat buruk yang pelakunya ingin seluruh amalnya diperdengarkan kepada orang lain. Untuk zaman digital seperti sekarang sangat banyak orang-orang beramal diposting di media sosial tujuannya semata hanya ingin amalnya dilihat orang, didengar orang dengan tujuan pujian semata. Akibat dari sum'ah sama hal nya dengan sifat riya', yakni pelakunya tidak akan mendapatkan nilai dari amalannya melainkan tidak disukai Allah dan cenderung mendapatkan dosa yang sangat besar.  Yang ketiga adalah sifat ujub.  Ujub adalah sifat berbangga diri, menyombongkan diri, dan merasa diri lebih dari segalanya.  Sifat ujub ini terkesan sepele di kalangan sebagian orang, namun kita jangan lupa, bahwa sifat inilah yang menyebabkan iblis Allah usir dari surga, Allah laknat dan dikekalkan dalam neraka jahanam hanya karena iblis merasa ujub penciptaannya lebih baik daripada Nabi Adam as. Padahal kurang apa iblis dibandingkan kita sekarang? Dalam beberapa Kalam ulama mengatakan bahwa iblis sangat taat kepada Allah, selalu memuji Allah, berjumpa dengan Allah, dan tentu sangat berilmu dibandingkan kita. Namun dalam hal ujub saja semua ketaatan iblis, ilmu, popularitas luluh lantah dan sirna dihadapan Allah. Apalah kita kaum muslimin, amal sekedarnya saja, iman juga sekedarnya saja, malah kita tambah dengan sifat ujub, maka dapat dipastikan kita tidak akan Allah anggap apa-apa dari sisi kebaikan jika masih tetap merasa diri paling baik. Maka Allah ingatkan kita dengan firmannya: Surat Luqman ayat 18 Allah berfirman.  "Janganlah engkau memalingkan wajahmu kepada manusia, dan janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong (berbangga diri). Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang membanggakan diri.  Semoga segala amal kita semata mata karena Allah SWT, karena hanya Allah yang akan membalas segala kebaikan kita di dunia dan akhirat. Hijrahkan hati dari pandangan manusia kepada harapan hanya kepada Allah sang maha pemberi ganjaran dari setiap amal.     السلام عليكم ورحمة وبركاته.
12 August 2024

Golongan Orang-orang Munafik, Kafir, dan Fasiq.

Oleh: RUSMAN, S.Th.I, M.TH. السلام عليكم ورحمة وبركاته الحمد لله رب العالمين حمدا لمن جعلنا أمة واحده امرنا بالجمع ونهنا عن الفرقة. Ucapan syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.  Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi dan Junjungan kita. Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT. Allah menciptakan manusia sekaligus Allah juga mengelompokkan manusia kepada beberapa golongan. Ada golongan yang Allah Ridha kepada mereka, namun ada juga golongan yang Allah tunggu mereka untuk kembali kepada Ridha Allah yang dalam Alquran sering disebut sebagai golongan munafik, kafir, dan fasiq.  Hal ini merupakan fakta dalam kehidupan kita sehari-hari, bahwa benar di antara manusia ada yang beriman dan ada yang kufur kepada Allah SWT.  Dalam Alquran Allah SWT berfirman tepatnya pada Surat sajadah ayat 18-19.  اَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًاۗ لَا يَسْتَوٗنَ اما الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَلَهُمْ جَنّٰتُ الْمَأْوٰىۖ نُزُلًا ۢ بِمَا كَانُوْا  يَعْمَلُوْنَ وَاَمَّا الَّذِيْنَ فَسَقُوْا فَمَأْوٰىهُمُ النَّارُ كُلَّمَآ اَرَادُوْٓا اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنْهَآ اُعِيْدُوْا فِيْهَا وَقِيْلَ لَهُمْ ذُوْقُوْا عَذَابَ النَّارِ الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَ Artinya.  Apakah orang mukmin sama dengan orang fasik (kafir)? (Pastilah) mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka akan mendapat surga-surga (sebagai) tempat kediaman sebagai balasan atas apa yang selalu mereka kerjakan. Adapun orang-orang yang fasik (kafir), tempat kediaman mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah azab neraka yang dahulu selalu kamu dustakan.  Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT.  Pada ayat diatas menjelaskan perbedaan yang sangat nyata antara golongan beriman kepada Allah dengan golongan fasiq.  Perbedaan ini tidak hanya di akhirat kelak saja, melainkan di Dunia Allah tunjukkan perbedaan itu. Antar lain perbedaan orang beriman dan fasiq adalah: Bagi orang-orang yang dalam hatinya memiliki iman, maka mereka tidak akan ragu sedikitpun mengatakan dan membela kebenaran al-Qur’an, dimana seluruh peristiwa yang diceritkan al-Qur’an mereka Imani. Mereka yakin bahwa al-Qur’an adalah kitab dari Tuhan, sebagai kitab pembimbing manusia, yang diturunkan kepada Muhammad yaitu orang yang dipercayai, yang mampu menyampaikan seluruh perintah al-Qur’an, dengan tujuan agar petunjuk al-Qur’an itu sampai dtelinga seluruh makhluk untuk mengikutinya atau beriman kepada al-Qur’an dan Pencitanya. Sedikitpun bagi orang yang beriman tidak ada rasa ragu, mereka kebal dari tipuan kata-kata manis ilmiah apapun, Sekularisme, Hedonisme, Pluralisme Multikulturalisme atau isme-isme yang lainya, bagi mereka yang beriman, semua isme-isme itu hanyalah bagian kecil dari ilmu yang sedikitnya juga dipelajari, tetapi yang lebih besar dari itu ialah memahami al-Qur’an secara mendalam. Isme-isme itu hanyalah produk penanding kemutlakan Tuhan (Allah) semesta alam, atau tidak lebih dari sebuah ideology yang menyesatkan manusia yang belum memahami sejarah-sejarah faham ini. Orang yang beriman akan mengatakan, bahwa tiada kemutlakan selain kemutlakan Allah, yang mereka yakini dari petunjuk al-Qur’an. Sementara orang-orang fasik (kafir) melihat al-Qur’an sebagai buatan nabi Muhammad dan menuduh bahwa Muhammad mengada-ngada sebagaimana disebut dari ayat 3 surat sajdah ini “tetapi mengapa orang kafir mengatakan Dia (Muhammad) telah mengada-ngadakannya (al-Qur’an)”. mereka orang (Fasik/Kafir) yang mengikuti langkah-langkah syetan, akan mencari alasan untuk menguatkan pendapat mereka bahwa al-Qur’an adalah buatan Muhammad atau mencari alasan lain agar orang-orang tidak meyakini al-Qur’an sebagai petunjuk dalam membimbing manusia, untuk kelak nantinya menikmati keindahan dalam bertemu Allah serta memasuki, menikmati surge-Nya, merek juga akan mencari alasan bahwa al-Qur’an adalah kitab yang mengandung kebohongan. Bagi orang-orang kafir, meskipun Tuhan telah mengatakan sebagaimana disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 23 “jika kamu ragu terhadap al-Qur’an yang kami turunkan kepada hamba kami Muhammad, maka buatlah satu surat saja semacam al-Qur’an, dan ajaklah penolong-penolongmu jika kamu orang yang benar” Tuhan kemudian menambahkannya lagi dengan surat l-Isra ayat 88 “katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan Jin berkumpul untuk membuat yang serup dengan  al-Qur’an ini, mereka tidak akan bisa membuat yang serupa dengannnya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain”. Memperkuat ayat ini lagi Allah sebutkan lagi dalam surat al-Baqarah ayat 24 “jika kamu tidak mampu membuatnya, pasti kamu tidak akan mampu membuatnya”. Orang yang beriman meyakini beberapa ayat di atas, sebagai tantangan ketinggian ilmu yang terkandung dalam al-Qur’an, yang menantang siapapun dia tidak akan mampu menuliskan satu ayat yang memiliki keindahan Tulisan, Bacaan, keragaman tata bahasa, dan kedalaman maknanya. Namun sekali lagi orang-orang (fasik/kafir), tetap hati mereka bersikeras karena tipuan iblis laknatullah yang menguasai mereka, tidaklah mempan kebenarana al-Qur’an memperingati mereka, Allah berfirman: “sesungguhnya orang-orng kfir, sama saja bagi mereka, engkau Muhammad beri peringatan atau tudak engkau beri pernigatan, mereka tidak akan beriman, Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup dan mereka akan mendapat azab yang keras” mereka akan selalu mencari-cari cara untuk menjauhkan seluruh manusia dari kebenaran al-Qur’an. untuk zaman sekarang semoga  orang-orang yang mencari-cari kesalahan al-Qur’an mendapatkan hidayah.  Orang fasiq biasa suka sekali mempermainkan ayat ayat Allah. Ngaku muslim, namun tidak menjalankan syariat Islam sama sekali.  Smoga Allah jauhkan kita dari sifat munafik, fasik, apalagi kafir.  Smoga kita istiqamah dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.  السلام عليكم ورحمة وبركاته.
18 June 2024

Ibadah Qurban

Oleh: Ust Raqib Bismillah. Tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya, Sepertinya baru kemarin kita berqurban, sekarang kita juga hendak berqurban lagi. Ya, benar sabda Rasulullah, waktu berjalan begitu cepatnya, sehingga setahun seperti sebulan, sebulan seperti sepekan dan sepekan seperti beberapa saat saja. Beliau bersabda: لا تقوم الساعة حتى يتقارب الزمن، فتكون السنة كالشهر و تكون الشهر كالأسبوع وتكون الأسبوع كاليوم و تكون اليوم كالساعة. Beberapa hari lagi kita dipertemukan oleh Allah dengan hari yang paling agung, yaitu hari berkurban,  Rasulullah bersabda: إنّ اعظم الأيام عند الله تبارك و تعالى يوم النحر. "Sesungguhnya hari yang paling agung disisi Allah tabaaroka wa ta'ala adalah hari berkurban". Ya, sebentar lagi kita berqurban, sebentar lagi kita menyembelih kambing, sebentar lagi kita menyembelih lembu dan binatang ternak yang lainnya. Sebentar lagi kita beribadah qurban, namun yang perlu kita ingat bahwasannya ibadah qurban adalah ibarat sebuah madrasah atau sekolah yang mana di dalam sekolah tersebut kita bisa belajar banyak pelajaran, di dalam sekolah tersebut kita juga bisa mengambil berbagai macam pelajaran. Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari ibadah qurban adalah : 1. Melalui ibadah qurban kita belajar mentauhidkan Allah dengan cara yang benar, Yaitu kita tidak berqurban untuk selain Allah, melainkan kita berqurban hanya untuk Allah, bukankah Allah berfirman: قل إنّ صلاتي و نسكي و محيايا و مماتي للّه رب العالمين. "Katakanlah, sesungguhnya sholatku, qurbanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah yang mempunyai alam semesta" Rasulullah juga bersabda: لعن الله من ذبح لغير الله  "Allah melaknat siapapun orangnya yang berqurban untuk selain Allah" 2. Melalui ibadah qurban kita bisa belajar bagaimana cara mencintai Allah dengan benar. Ya kita semua mengaku mencintai Allah, kita semua mengatakan cinta kepada Allah, namun patokan dasar orang yang mengaku atau yang mengatakan adalah pembuktian (Al bayyinayu 'alal mud'i) Maka kita buktikan, kita buktikan kalau kita cinta kepada Allah maka kita berqurban. Kita penuhi panggilan Allah, bukankah Allah berfirman:  ياأيها الذين امنوا استجيبوا لله و للرسول إذا دعاكم لما يحييكم. Mari kita sambut panggilan Allah, kita belajar dari Nabi Ibrahim, Beliau tidak disuruh oleh Allah untuk berqurban kambing, tidak di perintah untuk berqurban sapi, tapi beliau diperintah untuk mengurbankan anak yang di cintainya yaitu Ismail. Apakah Nabi Ibrahim berat atau bahkan menolak perintah Allah? Tidak, karna beliau tahu bahwasannya cinta (Allah) butuh pengorbanan, butuh pembuktian. 3. Melalui ibadah qurban kita bisa belajar bagaimana menumbuhkan atau menciptakan sikap solidaritas, Allah berfirman:  فكلوا منها و أطعموا الباىٔس الفقير. " Maka (tentang daging qurban) makanlah,bagikanlah kepada orang orang yang susah lagi faqir" Rasulullah juga bersabda: كلوا و أطعموا و دخروا "(Daging qurban itu) Makanlah, bagikanlah dan simpanlah"  Kita perhatikan ayat dan hadits ini, Allah dan Rasulnya tidak memerintahkan untuk kita makan daging qurban semua, tetapi Allah dan Rasulnya menyuruh kita untuk berbagi, menyedekahkan sebagian ke orang lain karena Allah dan Rasulnya ingin mengajarkan kepada kita sikap solidaritas kepada sesamaa. 4. Melalui ibadah qurban kita bisa belajar bagaimana kita bisa meninggalkan segala bentuk kedzoliman. Rasulullah bersabda: إن الله كتب الإحسان على كل شئ فإذا قتلتم فأحسنوا القتلة و إذا ذبحتم فأحسنوا الذبحة و ليحد احدكم شفرته و ليرح ذبيحته. "Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik kepada segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh, bunuhlah dengan baik, apabila kalian menyembelih maka sembelihlah dengan baik, hendaknya seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan membuat tenang hewan yang mau disembelih" Di dalam riwayat yang lain, Nabi pernah melihat ada seorang sahabat yang mengasah pisaunya di depan kambing yang mau disembelihnya, maka Nabi seketika itu langsung menegurnya dengan bersabda: افلا قبل هذا أتريد أن تميتها موتتين. "Apakah kamu hendak menyembelih (memotong) kambing ini dua kali?" (Kamu potong perasaannya dan jasadnya. Inilah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari ibadah qurban.